Wednesday, May 7, 2014

HUKUM OHM

Hukum Ohm

           Pada rangkaian kerja kelistrikan terdapat tiga faktor yaitu tegangan, arus dan tahanan. Hubungan
ketiganya dapat dijelaskan oleh pernyataan hukum Ohm yaitu :
" Banyaknya arus yang mengalir pada suatu sirkuit adalah berbanding sama dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan tahanan "dengan kata lain, ketika tegangan naik, arus juga naik, namun saat tahanan naik, arus akan turun.
Hukum Ohm merupakan dasar dalam melakukan troubleshooting pada suatu kelistrikan,pernyataan hukum Ohm diatas adalah merupakan karakter suatu listrik di dalam sirkuit. Hukum Ohm dapat juga dijabarkan sebagai suatu persamaan, dengan menggunakan persamaan ini,maka kita dapat menghitung angka untuk ketiga bagian kelistrikan tersebut yaitu :
1. Menghitung arus , jika tegangan dan tahanan diketahui.
2. Menghitung tegangan, jika arus dan tahanan diketahui.
3. Menghitung tahanan, jika tegangan dan arus diketahui.
Bila kedua nilai sudah diketahui, kita bisa memakai persamaan hukum ohm untuk menghitung nilai ketiga.
Simbol untuk mewakili ketiga bagian kelistrikan tersebut adalah sebagai berikut.
E =I x R             E : Voltage            I : Current              R : Resistances
Siklus hukum Ohm
Misalnya tutup simbol I dengan jari anda, maka rumusnya akan tampak sebagai berikut :
I = E / R atau I = E ÷ R
Bila yang tutup ada huruf E maka rumusnya adalah
E = I × R
Dan bila yang ditutup adalah huruf R maka rumusnya adalah
R = E /I atau R = E ÷ I
Perlu diingat bahwa simbol E selalu berada diatas, urutan kedua lainnya tidak membuat
perbedaan .
1. Menghitung arus
Pada gambar dibawah tegangan dan tahanan sudah diketahui, untuk menghitung arusnya kita
tinggal mengunakan rumus sebelumnya I = E / R

I = 12 volt / 6 ohms
I = 2 Amperes
Menurut hukum Ohm , ketika tegangan naik, arus juga akan naik. Untuk membutktikannya kita
gandakan tegangannya, dengan rumus yang masih sama.   I = E / R
I = 24 volt / 6 ohms
I = 4 Amperes
Perhatikan bahwa ketika tegangan kita gandakan, arusnya juga menjadi ganda. Karena sesuai dengan pernyataan hukum ohm ” arus adalah berbanding lurus dengan tegangan “ .
Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa “ Arus berbanding terbalik dengan tahanan “ . mari kita buktikan dengan menggandakan tahanannya.
I = E / R
I = 12 volts / 12 ohms
I = 1 Amperes
jadi, bila tahanannya digandakan , arus akan  berkurang setengahnya
2 Menghitung Tahanan
Dengan memakai siklus hukum Ohm, tempatkan jari anda di simbol R dan maka akan timbul
rumus sebagai berikut :
R = E / I atau R = E ÷ I
Jadi untuk mengetahui tahanan pada sirkuit dibawah adalah dengan memberikan nilai yang sudah
kita ketahui
E = 12 volt     I = 3 ampere     R = ?
12 / 3 = 4W.
3 Menghitung tegangan
Untuk menghitung tegangan akan mudah dengan menggunakan tiga rumusan diatas.
Tegangan = Arus * Tahanan
Rangkaian dibawah menunjukkan bahwa arusnya adalah 2 amps dan tahanannya sebesar 3

ohms. Jadi :
E = I × R                E = 4 × 3
                               E = 12 volts
3.1 Penurunan tegangan 1
Tegangan yang terlepas dan suatu rangkaian dikarenakan adanya beban (nyala bohlam, motor,ukuran kabel yang tidak sesuai, dll.) disebut dengan penurunan tegangan (voltage drop). total teganan yang hilang harus sama dengan tegangan yang terpakai. Besarnya kehilangan tegangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang telah kita perlajari sbb,
V = I × R.
Jika kita mempunyai sirkuit sederhana yang terdiri dari sumber (battery) dan beban (lampu), penurunan tegangan dimana arus melewati lampu, ditentukan oleh besarnya waktu arus melewati tahanan.
Pertanyaan
Hitunglah tahanan R1, R2 dan tegangan V2 pada sirkuit dibawah ini ?
1. R1(Lamp resistance) = ( ) W
2. R2 Resistance = ( ) W
3 .V2 voltage = ( ) volt
3.2 Penurunan tegangan 2
Jika arus pada suatu sirkuit mengalir melewati beban (tahanan), tegangan akan turun sebanyak jumlah tahanannya. Dengan kata lain, tegangan yang terbuang sama dengan tahanan yang masuk. Jika pada
rangkaian dibawah ini switch di “ON”, maka tegangan yang disuplai ke rangkaian tersebut adalah 12volt dan lampu akan menyala, karena arus melewati lampu tersebut.
Pada saat tersebut, tegangan yang turun adalah sejumlah tegangan yang berada pada kedua sisi lampu antara “+” dan “-“. Inilah yang disebut dengan penurunan tegangan. Namun jika ada kontak tahanan pada titik Switch (saklar), penurunan tegangan dan arus yang mengalir adalah sebanyak kontak titik tahanan yang ada pada saklar ke lampu. Berarti arus dan tegangan yang turun karena kontak tahahan pada S/W dipindahkan dari lampu ke Switch.
Tegangan yang terpakai = tegangan yang turun dari actuator
Pernyataan tersebut merupakan teori penting dalam memperbaiki suatu kendaraan.


3.3 Memahami penurunan tegangan pada suatu sirkuit
1. Pada rangkaian diatas, saat switch dihidupkan “ON”, arus mengalir melalui R1 dan R2. Pada
saat tersebut , tegangan V3 adalah 12 volt sebelum di “ON”. Namun ketika switch di ON

tegangan V3 adalah 0 volt
2. Jika tegangan V1 adalah 8 volt, itu karena penurunan tegangan sebesar 8 volt di R1. Pada
saat tersebut tegangan V2 menjadi 12 - 8 = 4 volt, karena tegangan battery adalah 12Volt.
Dikarenakan tegangan yang terpakai sebagai V1(penurunan tegangan R1) = I (Total arus pada
sirkuit) × R1 (R1 tahanan) penurunan tegangan R1 dan R2 adalah berbanding terbalik.
3. Bila penurunan tegangan R1 meningkat, penurunan tegangan R2 akan berkurang.
4. Jumlah penurunan tegangan R1 dan R2 adalah sama dengan tegangan yang terpakai.

5. Jika arus lewat, tidak ada tahanan maka tegangannya adalah 0 volt.